Pendidikan
Berkualitas Kenapa Harus Mahal…..?
Sudah
menjadi keberadaan umum setiap tahun baru pada orang tua siswa/I sibuk
mencarikan sekolah atau pendidikan yang berkualitas bagi anaknya. Sekolah
berkulitas bagi mereka layaknya super market yang menyediakan banyak barang dengan
pelayanan yang juga memuaskan. Sehingga tidak heran jika sekolah atau
pendidikan berkualitas itu dipenuhi oleh para pendaftar bahkan sampai rela
antri menunggu dengan rasa kegelisahan antara diterima atau ditolak.
Tingginya
animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya pada sekolah yang favorit,
tidak terlepas dari pandangan mereka yang meyakini bahwa pendidikan berkualitas
diyakini sebagai modal penting dalam membangun masa depan anak yang lebih cerah
dan menjanjikan disamping juga diyakini memiliki kualitas yang memadai.
Dalam
hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi seluruh lembaga pendidikan
yang ada. Oleh karena itu, dunia pendidikan seharusnya merespon secara kreatif
dan produktif dengan terus menerus meningkatkan kualitasnya, sebab dengan
memiliki lembaga pendidikan yang berkualitas, animo masyarakat sudah pasti akan
tinggi (Ngainun Naim.2010)
Bersamaan
dengan itu pula muncul ditengah-tengah masyarakat keyakinan bahwa pendidikan
yang berkulitas itu mahal. Keyakinan yang seperti ini muncul untuk menjustifikasi
terhadap mahalnya biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh masyarakat untuk
menyekolahkan anak-anak mereka. Sehingga akibat dari sebab diatas kesempatan
sangst kecil bagi orang-orang miskin dalam mendapatkan sekolah yang berkualitas
bahkan yang paling ngeris mereka memilih tidak sekolah karena tidak sanggup
bayar biaya pendidikan.
Pertanyaannya
sekarang, apakah pendidikan berkualitas hanya untuk orang kaya…? Kapan orang
miskin itu mengadapatkan pendidikan yang sama dengan mereka yang kaya…? Dan
benarkah pendidikan yang berkulitas selalu diidentik dengan biaya mahal..? tiga
pertanyaan tersebut sungguh sangat mendasar yang harus kita cari jawabannya.
Jawaban tersebut akan saya urai atau dijawab dengan satu jawaban yang endingnya mempunyai korelasi yang lengket
antara jawaban yang satu dengan lainnya.
Diakui
atau tidak sebenarnya pendidikan yang berkualitas itu tidak harus mahal. Hal
itu memang tidak mudah diujudkan akan tetapi bukan berarti tidak mungkin.
Kuncinya terletak ditangan pengelola. Disini pengelola harus memiliki
kreativitas dan keberanian melakukan berbagai ragam terobosan yang memungkinkan
tercapainya tujuan pendidikan murah namun berkualitas (Ngainun Naim.2010)
Pendidikan
Berkualitas
Sebelum terlalu jauh membahas pendidikan murah
berkualitas, akan tetapi tidak mahal, perlu kiranya memahami arti dari
pendidikan dan berkualitas. Dibawah ini pendapat-pendapat para pakar mengenai
difenisi pendidikan:
-
Prof driyakara, merumuskan pendidikan
sebagai proses memanusiakan manusia yaitu suatu pengangkatan manusia ketaraf
insani sehingga ia dapat menjalanakan hidupnya sebagai manusia yang utuh dan
membudayakan diri
-
J.L.G.M.Drost,S. pendidikan adalah upaya
membantu peserta didik mengembangkan hidupnya, segi intlektual dan moral, mauapun
psikologis.
-
Ahmad D Marimbe, pendidian merupakan
bimbingan/pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani anak didikmenuju terbentuknya kepribadian utama.
-
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional
(sisdiknas) pasal I UU NO 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas disebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri,kepribadian,kecerdasan,ahlaq mulia,serta kerampilan yang diperlukan
dirinya. Masyarakat,bangsa dan Negara.
Dari
pengertian di atas dapat di tarik benang merah bahwa pendidikan sebuah proses
dari pendidik untuk mentransfer pengetahuannya,kecapakannya dan termasuk juga
keterampilannya kepada anak didik.
Jika
kita melihat bahwa pendidikan seperti diatas maka pendidikan yang berkualitas
bukan dilihat dari gedung sekolah yang besar,letaka sekolah di tengah-tengah
masyarakat,banyak siswanya, dan berapa luas sekolah tersebut, akan tetapi pendidkan
yang berkualitas adalah dimana dalam prosesnya pendidikan itu benar-benar
searah paradigmanya dalam mengembangkan anak didik sesuai dengan UU sisdiknas
No 20 Thaun 2003 dan dengan manajemen dan administrasi yang baik.
Dalam
hal ini penulis memandang bahwa para pengelola pendidikan harus peka akan
perkembangan-perkembangan diluar, disamping juga aktif dalam menyikapi adanya
otonomi pendidikan , sehingga penyenggaran pendidikan yang lebih bersifat
birokratif-sentralistik harus dirubah menujudeseantralisasi pendidikan.
Dalam
semangat membangun sistem pendidikan yang bermutu/berkualitas Mujira menawarkan
perspektif yang dilandasi oleh idealitas tentang pendidikan yang sesuai dengan
harapan, ada beberapa langkah strategis yang dilakukan. (1) pada era otonomi,
pola pendidikan yang kaku yang meletakkan anak didik bukan pada sector utama
harus dirubah dan masa depan anak didik harus dikedepakan sebagai subjek utama
pendidikan. (2) dalam penyusunan kurikulum pendidikan harus melibatkanorang tua
dan masyarakat, mengingat waktu yang digunakan anak lebih banyak diluar
sekolah.(3) perlunya transparansi keuangan dalam pengelolaan pendidikan,(4)
sudah saatnya pengembangan pendidikan tidak terus menerus dibebabnkan pada
orang tua dan masyarakat, (5) perlu dipikirkan perpustakaan yang ada
ditengah-tengah masyarakat,(6) memberikan prioritas utama pada mereka yang
miskin dan terlantar dalam kesempatan memperoleh pendidikan.
Dalam
hal ini juga patut kiranya kita analisis perkembangan sekolah yang menajernya /
kepala sekolah Ahmad Bahruddin selaku pendiri SMP Qayah Thayyibah yang mana
dengan serba keterbatasan beliau mampu membuat sekolah yang berkualitas, itu
terbukti dengan prestasi anak-anak didiknya dalam berkompetesi dengan sekolah
unggulan yang notabenenya biayanya sukup mahal.
Untuk
melacak rahasia kesuksesan Qyah Thayyibah salah satunya dapat dilirik dari
pelaksaan kurikulumnya, setidaknya ada lima karakreristik pada kurikulum Qayah
Thayyibah diantaranya:1, menekankan pada persoalan yang bebas 2. Berpusat pada
kegiatan belajar yang dilakukan bersama-sama. 3. Memberikan kesempatan bagi
setiap individu untuk menentukan pusat perhatian sendiri dalam belajar,4.
Kegiatan belajar mengajar dilakuka bersama-sama 5. Setiap siswa bebas menentukan
sifat maupun isi apa yang dipelajarinya sendiri (Bahruddin.2007:9).
Oleh
karena itu pendidikan yang berkualitas isensinya tidak harus diidentik dengan
biaya mahal, walaupun setiap lembaga/sekolah itu otaknya adalah uang,uang dan
uang. Akan tetapi bukan dengan biaya yang melambung itu yang membuat pendidikan
berkualitas. Masih ada langkah strategis yang harus diraealisasikan terutama
oleh manajer pendidikan dalam hal ini adalah kepala sekolah:
1.
Proses KBM diorentasikan pada kecakapan
dan pengetahuan yang tentunya hal itu berkaitan dengan kurikulum.
2.
Masalah keuangan pendidikan bisa
dikelola dengan dibuatnya koperasi dan mencarikan donator diluar. Atau bisa
bantuan pada alumni.
3.
Menggunakan system manajemen terbuka
Jadi
dari semua konsep diatas bisa diperkecil bahwa pendidikan berkualitas adalah
suatu pendidikan yang dapat memuaskan para costumer (oran gyang berkebutuhan
pada pendidikan), tentunya hal itu tidak ada sangkut pautnya dengan gedung yang
mewah dan biaya yang mahal.
Posting Komentar