Latest Movie :

AKU BERSEKOLAH KARENA CINTA….?


AKU BERSEKOLAH KARENA CINTA….?
Oleh: Fawaid Zaini*

Sekolah adalah merupakan lembaga yang mempunyai tanggungjawab besar dalam mengemban amanat pembukaan undand-undang dasar 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai lembaga yang di jadikan tumpahan perhatian oleh banyak orang tentu tidak gampang untuk mencapai tujuan dari amanat itu sendiri, karena tidak sedikit yang menjustifikasi bahwa bersekolah hanya membuang-buang waktu saja, bahkan yang paling menggelitik seperti  buku yang di tulis oleh Robert T. Kiyosaki yang berjudul if you want to be rich and happy, don’t go to school. (jika kamu ingin kaya dan bahagia jangan pergi ke sekolah).
Sekilas apa yang dikatakan oleh Robert di atas bisa kita benarkan dan setujui karena dalam relaitasnya ketika kita bersekolah yang ada dalam diri kita malah bukan bahagia akan tetapi sebaliknya yaitu sangat sedih bahkan yang paling ektrem lagi membuat diri kita stress.  Realitas tersebut terjadi bisa karena faktor guru yang tidak nyaman dalam mengajar atau tidak suka terhadap pelajarannya. Sehingga sekolah itu layaknya sebuah penjara kehidupan yang di dalamnya terjadi penindasan secara psikis.
Dengan bersekolah berarti kita telah memutuskan keluar dari zona nyaman, dalam artian tidak ada kata nyaman ketika kita berskolah, diakui atau tidak mayoritas setiap siswa yang bersekolah pasti akan mengalamai rasa jenuh, males bahkan ingin berhinti bersekolah. Itu terjadi karena bersekolah atas dasar takut dengan orang tua, menjadi kebiasaan seumuran kita, perintah orang terdekat dan lain-lain.
Seperti data yang diliris oleh bulletin cakrawala edisi  VIII bahwa bersekolah karena paksaan orang tua 12,1%, keinginan sendiri 81,1% dan diajak teman 6,7%. Penulis bukan bermaksud tidak memvalidkan data tersebuat edialnya jika sudah atas keingginan sendiri data berikut tidak akan pernah ada yaitu alasan mereka tidak senang yaitu karena sarana prasarana kurang 18,5%, guru kurang bersahabat 15,3% dan bakat tidak tersalurkan 40,9%. 
Terlepas dari hal tersebut Data ini bisa kita justifikasi dengan keadaan lembaga kita yang seperti ini, dan kita harus juga mengakui bahwa lembaga kita adalah lembaga swasta bukan negri yang semua pembiayaan di sublai dari negara sehingga salah jika sekolah negri malah lebih jelek dari swasta. Dan juga bukan bermaksud untuk membanggakan diri bahwa lembaga kita walaupun swasta tidak kalah dengan lembaga-lembaga Se- Timur Daya sekalipun di Gapura ada sekolah negri akan tetapi lembaga kita masih di atas (secara kualitas).
Ketika banyak siswa atau bahkan guru membenarkan data itu, lain halnya dengan penulis, penulis masih ragu karena  melihat ada wilayah tertentu yang tidak pernah di perhatikan oleh kita yang akhirnya dalam hal ini sekolah yang tersalah. Ya…. Wilayah itu adalah CINTA.
Cinta adalah suatu ruang yang bisa merubah dari realitas yang kita lihat menjadi lebih berarti, dalam artian dengan cinta yang pahit menjadi manis, takut menjadi berani, kekurangan menjadi kelebihan dan lain-lain, maksudnya dengan cinta bisa membalik semua yang negatif menjadi positif.
Dalam hal ini seandainya kita menanamkan nilai cinta ini pada benak kita untuk semua aktivitas baik itu dalam belajar, bersekolah berkarya dan semua kegitannya, maka ketidak senangan itu tidak akan pernah ada, dan yang perlu juga kita akui bahwa orang yang menanamkan rasa cinta itu dalam segala hal maka akan kreatif , inovatif, dan tidak akan pernah mengenal lelah. contoh saja orang yang sedang menjalin hubungan  dengan pacarnya biasanya mareka akan selalu mencari pakain yang serba baru bahkan ketika pacarnya meminta datang kerumahnya walaupun panas, rasa panas itu hilang menjadi dingin apalagi ketika memberikan kado ulang tahun pasti sudah di didesain sebaik mungkin itu semua  bermula karena rasa cinta.
Nah, ini yang penulis maksud jika kita terus mencoba menanamkan rasa cinta maka rasa males belajar atau bersekolah, guru tidak menyenangkan akan berbanding terbalik. Bahkan dengan kekurangan fasilitas akan tertutupi dengan siswa kreatif membuat hal-hal yang sederhana menjadi lebih berarti.
Oleh karena itu tidak akan ada waktu kosong karena waktu itu digunakan untuk diskusi dengan teman-temanya, tidak ada fasilitas yang kurang karena kita telah kreatif untuk menciptakan fasilitas tersendiri dengan mempergunakan barang-barang yang ada di sekitas kita, desain kelas dan lingkungan yang nyaman.
Siswa itu tidak boleh menunggu barang yang dibelikan oleh sekolah akan tetapi cobalah untuk berkreasi sendiri membuat semua keadaan menjadi nyaman yang tentu hal itu berlandaskan pada rasa cinta. So cobalah untuk bercinta maka semua apa yang ada di depan kita akan menjadi lebih indah dan berarti, karena dengan cintalah dunia ini bisa berubah. Dan juga cinta itu adalah sebuah kekuatan yang melahirkan harapan dan pengabdian.
*Mahasiswa STIA semester akhir Jurusan Kependidikan Islam Konsentrasi Manajemen Pendidikan, sekarang menjadi tenaga kependidikan bagian kepala Lab. Multimedia.                                                                                                                                      





Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Fawaid Zaini Aisyah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger