HIDUP ADALAH
LINGKARAN SEBUAH MASALAH
Oleh Fawaid Zaini*
Pada tanggal 09 Mei tepatnya pada sore hari ada
seorang shobat yang menelpon saya, sehingga percakapan ringanpun kami mulai,
hingga setelah beberapa waktu kemudian keponakan shobat itu meminta bantuan
dengan paksa pada shobat saya untuk memasakkan jagung, saya mendengar sebagian
dari percakapannya dengan keponakannya itu, kurang lebih seperti ini."
Kamu ini jika meminta pasti dengan paksaan terus tidak pernah dengan cara
baik-baik". Mendengar percakapan itu
hati saya sangat tersentuh betapa shobat saya selalu dihantui dengan
masalah dan masalah yang tak
berkesudahan.
Setelah beberapa menit kemudian percakapan kami
mulai kembali. Dengan tanpa sengaja saya mengeluarkan sebuah kata-kata yang
diluar alam sadar saya, yaitu manusia hidup itu tidak akan pernah lepas dari
masalah dan harus juga kita akui bahwa kita hidup seperti ini karena masalah.
Mendengar apa yang saya katakana itu shobat
berhenti sejenak tidak berbicara, entah apa bahasa saya menyentuh hatinya atau
tidak masuk sama sekali. Tapi saya yakin bahwa apa yang saya katakana itu
kemungkinan besar dapat dipahami oleh shobat saya
Tak lama beberapa waktu kemudian, dia menimpal
balik terhadap apa yang saya katakan, " saya setuju dengan apa yang kamu
katakana Cuma kenapa yach….. sepertinya saya tidak pernah lepas dari masalah
tinggal di tempat ini. Ini yang kedua kalinya hati saya tersentuh sekali.
Dari realitas di atas dapat kita tarik pada
ranah yang lebih luas lagi bahwa, diakui atau tidak setiap kita hidup dari
kecil sampai kita tua dan juga nantinya mati mesti tidak akan pernah lepas dari
sebuah masalah. Karena dengan masalah itulah kita bisa hidup.
Sekilas kita melihat pada masa kecil kita
dimana ketika kita masih bayi sebenarnya telah dihadapkan pada masalah –masalah
yang komplek, sebagai contoh kecil, yang namanya bayi pasti tidak lahir
langsung bisa berbicara, sehingga dengan ketidak bisaan itulah sebanarnya
adalah sebuah masalah. Tua sedikit ingin
belajar berjalan hingga terkadang jatuh dan bangun kembali yang terjadi itu
adalah masalah. bisa berjalan melihat temannya bisa naik sepeda ada keinginan
juga belajar, itu masalah lagi. terus sampai kita remaja akan tersandung banyak
masalah yang lebih serius lagi begitu juga masa tua pasti juga akan dihadapkan
pada masalah-masalah yang melilit sehingga terkadang jika tidak kuat dengan masalah yang
datang tidak sedikit yang mengakhiri
hidupnya dengan bunuh diri.
Artinya selagi kita bernyawa pasti masalah itu
akan datang menghampiri kita. Sehingga disinilah perlunya bagi kita mencarikan jalan
keluar agar masalah itu tidak menjadi momok yang menakutkan akan tetapi menjadi
sebuah jalan untuk lebih dalam mengenal
siapa kita?.
Sehingga muncul pertanyaan bagaimana caranya?.
Ada beberap hal yang perlu kita perhatikan yaitu
1.
Cobalah memotivasi diri untuk keluar dari masalah itu.
Dengan adanya motivasi yang tinggi untuk tidak
berkutat pada lingkaran masalah maka tak disadari kita adakan ada kekuatan
untuk meloncati lingkaran masalah itu. Ibaratnya masalah bagaikan api yang
mengelilingi kita sedang kita sendiri ada ditengah-tengah kobaran api itu, yang
pasti jika kita menoleh kebelakang, kesamping kanan-kiri yang terlihat adalah
api, sehingga perlu bagi kita memotivasi diri untuk meloncati kapi yang berkobar
itu karena diluar lingkaran itu ada ruang yang bisa kita tempati untuk melihat
kobaran api dan tempatnya lebih aman tidak panas dan juga bisa menoleh kekanan
dan kekiri serta kebelakang tanpa ada api yang menghalangi kita .
2.
Carilah solusinya
Artinya bahwa ketika kita telah ada diluar yang
bebas dari panasnya api maka tugas berikutnya adalah mencari solusi. Karena solusi
yang baik tidak bisa datang disaat kita dalam keadaan panas atau dalam keadaan
panik, yang ada malah menambah masalah, masalah dan masalah berikutnya, akan
tetapi solusi yang baik terlahir dari pikiran yang jernih atau tenang. Dengan
kata lain pikiran yang jernih akan melahirkan sebuah solusi yang jernih pula.
3.
Berpositif thinkinglah
Menemukan solusi tidak cukup bagi kita untuk menghadapi masalah yang komplek tentu yang tidak boleh
ditinggalkan adalah mempunyai keyakinan bahwa kita bisa menyelesaikan masalah
itu atau yang kita sebut dengan positif thinking.
4.
Bersabarlah
Yang terakhir ini sangat gampang kita ucapkan
tapi sulit direalisasikan dalam alam nyata. Karena benar atau tidak bahwa diri
kita mempunyai kesabaran yang terbatas, tidak seperti malaikat yang selalu
patuh apa kata Tuhannya. Akan tetapi dengan bersabar itulah kita akan cepat
mengenal diri kita serta masalah tidak lagi menjadi momok yang menakutkan akan
tetapi menjadi ladang pendewasaan sarta pengetahuna yang tidak ada
tandingannya.
Oleh karena itu jangan meratapi masalah, jangan
pasrah dengan masalah, dan juga jangan memikirkan masalah karena hal itu akan
membuat diri kita stress dan panic, maka ketika masalah itu datang segeralah
meloncat atau keluar dari masalh itu, carikan solusinya dibarengi dengan
positif thinking yang tinggi serta bersabarlah dengan masalah itu. Karena nanti
akan indah pada waktunya.
*seorang petani dan pengembala kambing yang
saat ini baru belajar menulis
Posting Komentar