Latest Movie :


SKRIPSI SIAPA TAKUT…………!!!!*


(Menepis asumsi mahasiswa terhadap skripsi yang terkesan menakutkan)

 
 


               
Oleh : Fawaid Zaini**
   
Di hari pertama kerja penulis dibagian staf PK II STIA ada pemandangan yang cukup menarik yaitu terlihatnya para mahasiswa semester tujuh sedang duduk berkelompok kelompok dengan lap top dan notebook berbagai jenis di depannya, mereka duduk berkelompok bukan berarti diisi dengan berdiskusi kecil-kecilan akan tetapi banyak diantara mereka pada sibuk mencari judul skripsi yang pada saat itu diminta oleh pihak jurusan untuk segera menyetor judul skripsi, untuk Jurusan Kependidikan Islam baik Konsentrasi Manajemen Pendidikan atau Bimbingan Konseling serta Jurusan Pendidiakn Bahsa Arab.
Disaat itu penulis sempat diajak duduk bersama  oleh salah satu teman yang kebetulan sama-sama dari satu organisasi intra kampus, sama seperti teman yang lainnya teman penulis juga bertanya bagaimana membuat judul skripsi dan yang lainnya malah menyuruh penulis membuatkan judul bahkan pada saat itu penulis mendapatkan SMS dari teman yang kuliahnya diluar untuk juga membuatkan judul.
Aneh memang jika melihat realitas tersebut pasalnya mereka sibuk mencari judul yang terkesan edialis dan menarik serta unik sedangkan mereka melupakan satu langkah yaitu mencari “masalah” yang akan dipecahakan dalam skripsi, baik itu dilembaga pendidikan atau di masyarakat yang hal tersebut merupakan bagian terpenting dalam penyelesaian skripsi.
Hal ini dijustifikasi oleh Sugiono dalam buku (Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D), bahwa tujuan penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu, secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan,pembuktian dan pengembangan, dan juga penelitian manusia dapat digunakan memahami,memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Satu sisi memang benar bahwa skripsi itu harus memuat judul akan tetapi ketika harus  judul yang dibuat pertama kali maka konsekuensi logisnya adalah nanti akan kebingungan sendiri mencarikan tempat penelitian, karena bisa jadi dengan judul skripsi yang baik dan unik bukan menjadi masalah di lembaga pendidian yang diinginkan untuk diteliti atau di masyarakat yang sehingga nantinya akan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi atau dengan kata lain skripsi terkesan menyulitkan dirinya sendiri.
Realitas seperti ini sudah menjadi mafhum dikalangan mahasiswa yaitu membuat judul duluan baru setelah judul ditemukan mencari tempat penelitian, hal ini juga terjadi  disaat penulis akan menggarap skripsi tahun yang lalu akan tetapi penulis baru sadar bahwa apa yang dilakuan tersebut akan menyulitkan penulis dalam menyelesaikan skripsi sehingga pada saat itu mulai mengikuti pesan dari dosen terdekat bahwa awali skripsi itu dengan mencari masalah di lembaga atau di masyarkat yang akan dipecahakan dalam skripsi bukan mencarikan judul duluan sedangkan tempat penelitian dicarikan belakangan, karena pada dasarnya proses penggarapan skripsi itu adalah memacahkan masalah yang terjadi baik itu dalam lembaga pendidikan atau masyarakat dengan metode kualitatif , kuantitatif dan pengembangan (research and development/RD)tergantung kesukaan dari mahasiswa.
Dan yang perlu juga diingat bahwa sebenarnya bukan membuat judul akan tetapi “tema” karena judul dari skripsi itu akan baru ditemukan ketika skripsi selesai atau selesai dimonaqosah. Akan tetapi ini juga menjadi salah kapra dikalangan mahasiswa yang sehingga tema dianggap sebagai judul, karena bisa jadi tema (judul) yang dimaksud tersebut akan dimungkinkan berubah setelah monaqasah hal ini juga banyak terjadi ketika penulis melasanaan monaqosah pada tahun 2013 sehingga tidak sedikit teman penulis yang harus mengubah judul karena apa yang tertera di judul tidak mewakili terhadap isi dari skripsi mereka.
Baru setelah masalah itu ditemukan langkah selanjutnya adalah mencarikan bahan pustaka. Mencarikan bahan pustaka merupakan satu hal yang tidak bisa ditinggalkan oleh penulis skripis karena bahan pustaka inilah yang akan menjadi ladang untuk menyelesaikannya, bahan pustaka ini bisa ditemukan di perpustakaan atau melalui riset pra lapangan.
Oleh karena itu penggarapan  skripsi yang diawali  dengan pembuatan proposal  jika dimulai  dengan seperti yang penulis tulis di atas tentu sangat membantu dan meringankan dalam penyelesaiannya, satu hal yang juga perlu diingat masalah yang akan diangkat seperti yang tulis dalam pedoman penulisan skripsi program strata satu STIA “jangan terlalu baru,terlalu teknis dan terlalu controversial”  karena hal ini akan mempersulit dalam penyelesaian skripsi.

*Tulisan ini hanya merupakan pengalaman penulis dalam penyelesaian skripsi bukan berarti merupakan  sebuah metode yang sudah diakui oleh banyak orang.

**Adalah mahasiswa yang baru di wisuda pada bulan September 2013 oleh STIA Sumenep, yang sekarang menjadi staf PK II STIA.
Longos,02 September 2013
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Fawaid Zaini Aisyah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger