DIBUAT RIBET DENGAN KURIKULUM BARU…?
Awal
semester genap kali ini menjadi gencar-gencarnya para praktisi pendidikan
memperbincangkan tentang kurikulum yang akan segera hadir, semua itu tidak
luput dari pendidikan nasional yang sampai sekarang penuh dengan tanda Tanya besar,
baik itu dari sistemnya atau realisasi pembelajaran di kelas. Lebih-lebih tidak
sedikit para pendidik yang masih
kebingungan cara aplikasi kurikulum karakter yang tahun kemarin dikeluarkan.
Terlepas
dari realitas diatas sekarang yang perlu juga dipikirkan adalah dengan
munculnya kurikulum baru itu bisahkan mengangkat rangking pendidikan indoneasia
dikancah internasional? Atau malah
sia-sia belakah dalam artian tidak ada feed back nyata terhadap perkembang
pendidikan kita. Sehingga berubah berakalipun kurikulum tetap saja pendidikan
kita berjalan ditempat.
Disatu
sisi berubahnya kurikulum itu sangat penting mengingat kurikulum tersebut harus
sesuai dengan perkembangan zaman (realistis) sehingga mau tidak mau pendidikan
harus melakukan itu semua. Akan tetapi dengan seringnya berubah kurikulum malah
bikin bingun dan tidak ada ujud nyata perubahan. Nah disinilah peran penting
pemerintah dan pendidikan untuk pinter-pinter meracik kurikulum sehingga tidak
menimbulkan kontra diksi di masyrakat. Yang ujung-ujungnya pendidikan yang
selalu di kambing hitamkan.
Disamping
itu juga pendidikan tidak akan pernah berkembang atau maju dengan kurikulum
yang dianggap sangat baik dan cocok dengan perkembangan zaman jika pendidik
belum mampu menterjemahkan dalam proses pembelajaran dikelas. Yang sering kita
jumpai metode-metode lama masih mereka gunakan padahal itu tidak cocok dengan
kurikulum baru kita saat ini. Dan yang menjadi alasan mereka metode itu telah
lama diguankan dan asyik dengan metodenya,lebih-lebih pendidiknya termasuk
sudah tua atau dengan kata lain guru kona(baca madura).
Oleh
karena itu jangan hanya kurikulum yang terus dirubah sedangkan kompetensi
pendidik malah diabaikan, pasalnya antara kurilukum dengan pendidik sangat ada
kaitanya bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa terpisah satu sama lain. Sehingga
sebelum kurikulum berubah lebih baik kompetensi pendidik,serta manajemen
sekolah yang perlu ditingkatkan. Karena tanpa itu semua yang diperbaiki malah
kurikulum tak akan ada gunanya serta buang-buang waktu dan biaya saja.
Bersambung
ke halaman berikutnya…..
Posting Komentar