MEMBEDAH KEMBALI PARIGMA MAHASISWA
(Kajian
Tentang Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PPL II))
Sebagai
mahasiswa semester akhir ada program wajib yang tidak boleh ditinggalkan
sebelum mendapatkan gelar kesarjanaannya yaitu Pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan yang mempunyai bobot 4 SKS, Kegiatan ini biasanya dilaksanakan pada
semester 6 atau 7. Tergantung pada kampus masing-masing, Akan tetapi tidak
semua mahasiswa menjalani ini semua tergatung pada jurusannya.
Kegiatan
ini merupakan suatu aplikasi dari teori-teori yang didapat dari bangku kuliah
terhadap alam realitas atau dengan kata lain mengwujud nyatakan antara
edialitas kepada realitas. Sehingga dari kegiatan inilah mahasiswa akan mengatahui
banyak manfaat atau esensi dari banyak teori yang telah didapat.
Dengan
memasuki alam realitas maka mahasiswa sadar bahwa kebanyakan antara edialitas
terkadang jauh berbeda dengan fakta yang terjadi dilapangan. Sebagai contoh
kecil yang masuk pada Jurusan Kependidikan Islam dengan konsentrasi Manajemen
Pendidikan atau Bimbingan Konseling_Islam. Dibangku kuliah diperjari tentang
bagaimana membuat media pembelajaran, metode, rencana proses pembelajaran ,
silabus, prota, promes, minggu efektif dan strategi pembelajaran. Itu semua
adalah sebuah teori yang membutuhkan aplikasi langsung dengan kata lain jika
hanya berhenti pada apa yang didapat dibangku kuliah maka mahasiswa tersebut
sama halnya dengan sholat tapi tidak berwuduk yaitu tidak sah atau percuma.
Dalam
proses aplikasi di lapangan inilah terkadang yang mahasiswa dibangku kuliah
sangat paham bahkan bisa dikatakan menjadi mahasiswa yang mempuni belum tentu
ketika di parktikkan menjadi seorang praktikan yang baik dan benar sesuai
dengan teori-teori yang telah mereka pahami, maka disinilah perlunya mahasiswa
di ajak pada praktik langsung dengan berhadapan pada siswa yang sebenarnya yang
mana dalam hal ini akan bertemu dengan siswa yang mempunyai potensi dan latar
belakang yang tidak sama.
Pengalaman
seperti di atas telah terjadi pada diri penulis, Sebagai mahasiswa akhir di
Sekolah Tinggi Islam Al Karimiyyah dimana pada tanggal 1 bulan Januari hingga
tanggal 20 Pebruari 2013 telah melaksanakan kegiatan PPL di SMA 1 Gapura. Penulis
sadar dan menyadari bahwa memang benar antara edialitas dengan realitas itu
tidak sama bahkan berbanding terbalik.
Kalau
masih di kampus sewaktu PPL I yang ada di depan mata teman-teman mahasiswa yang
telah setiap hari bertemu akan tetapi ketika di tempat PPL II itu yang dihadapi
adalah siswa yang dalam setiap kelas jumlahnya tidak sedikit, sehingga gerogi
adalah hal yang mesti terjadi pada diri penulis dan penulis yakin apa yang
terjadi pada diri penulis juga pernah terjadi pada mahasiswa yang lain,
walaupun fenomena tersebut tidak lama.
Oleh
karena itu sebagai mahasiswa praktikan tidak cukup jika hanya mengandalkan
teori-teori atau potensi yang didapat. Perlu mempersiapkan mental yang kuat
serta multi jurus, jurus yang penulis maksud adalah strategi-strategi yang
harus dikeluarkan disaat pembelajaran berlangsung termasuk juga kaya akan
medote. Pasalnya ini merupakan hal yang tidak bisa terpisah satu sama lain
selain mengusai materi apa yang mau diajarkan dan mempersiapkan prangkat
pembelajaran yang memang merupakan kewajiban bagi setiap guru atau praktikan
yang mau mengajar.
Dan
yang mungkin juga diperhatikan adalah setiap akhir pelaksanaan PPL II mesti
mengadakan perpisahan baik dengan siswa, guru dan tenaga tata usaha di setiap
sekolah yang ditempati biasanya di kegiatan inilah mahasiswa mengadakan dengan
cara yang mewah dengan menghabiskan dana yang cukup banyak. Yang tujuannya agar
terkesan baik dan dapat dikenang oleh siswa atau lembaga tersebut. Penulis
melihat kegiatan yang seperti itu adalah salah kapra (Sesuatu yang salah tapi
dibenarkan), rasionalisasinya adalah tujuan dari PPL itu bukan pada terkesan
itunya akan tetapi kembali pada tujuan awal dari PPL adalah untuk melatih dan
membentuk calon tengan pendidik agar memiliki pengetahuan, sikap serta
keterampilam sehingga tercipta tenaga pendidik yang professional. Sehingga
salah jika persepsinya adalah memberikan kesan pada ranah perpisahan tetapi
melupakan kesan dalam proses pembelajaran baik dari penampilan maupun cara
mengajar.
Pelaksanaan
PPL yang baik dan terkesan adalah bagaimana siswa merasa kehilangan dan kurang
untuk bersama kita dalam hal ini diwaktu mengajar ketika mahasiswa praktikan
telah tiada atau tidak bersama mereka lagi. Atau sekolah merasa kehilangan dan
haus dengan kerja kita dalam praktikum yang selalu kreatif serta inovatif dalam
melaksanakan kegiatan memanajemen
sekolah itu sendiri.
Longos ,20 Pebruari
2013
Posting Komentar