Pengaruh
Pengelolaan Kelas Terhadap Efektivitas Belajar Mengajar Di MTs Taufiqurrahaman
Longos
Gapura Sumenep
A. Latar Belakang
Aktivitas guru saat mengajar dikelas dapat dipilah menjadi dua:
yaitu mengelola kelas(aktivitas non-instruksioal) dan mengelola
pengajaran (aktivitas intruksional). Pengelolaan pengajaran adalah
kegiatan mengajar itu sendiri yang melibatkan materi,metode,media dan diakhiri
dengan evaluasi. Sedangkan pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang memungkingkan pengolaan pengajaran
dapat berlangsung dengan berhasil. Sehingga dengan hal tersebut akan tercapai
keefektivitasan terkait dengan didalam kelas itu terjadi traformasi
nilai(norma) tehadap siswa yang mempunyanyi paradigma berbeda.
Parameter efektivitas itu adalah ketika seorang guru dan siswa
tercipta suasana demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif. Suasana
seperti ini memang merupakan harapan dari semua oknom sekolah walaupun
realitasnya agak susah, demokrasi disini artinya adanya ruang dan waktu untuk
siswa berbicara (Tanya jawab)dengan seorang guru atau teman kelasnya, terkait
dengan tema yang diusung karena pada dasarnya siswa yang aktif belajar
ditunjukkan dengan aktif bertanya,memberikan kritik dan saran. Menggunkan
metode ilmiah dalam proses penemuan utnuk guru serta mengikuti pikiran dan
gagasan peserta didik(siswa) sedangkan berkeadilan artinya bahwa dalam proses
kegiatan belajar mengajar(KBM) tidak ada istilah siswa yang istimewa atau
sebaliknya dalm artian siswa mendapat perlakuan yang sama tidak dibeda-bedakan dari ini sangat perlu
bagi seorang guru didalam memilih metode atau pengelolaan kelas yang sehingga
tercipta suasana yang efektif.
Guru merupakan sosok yang sangat vital dalam pengelolaan
kelas,ditangan gurulah semua berjalan dengan efektif atau hanya harapan belaka.
Seperti hasil penelitian Meijs & Reynolds (2004:404) kedua penelitian ini
memberikan rangkuman menarik tentang guru untuk mencapai prestasi yang tinggi
didalam kelas didua setting social yang berbeda diantaranya setting
social-ekonomi rendah dan ekonomi menengah. Praktek –praktek yang efektif
didalam kontek social-ekonomi rendah perilaku guru seperti (1) menciptakan
iklim yang sangat sesuai dan suportif dengan memberitahu anak-anak bahwa
bantuan selalu siap diberikan keoada mereka.(2) mendapatkan respon-respon
apapun sebelum elanjutkan kebagian materi berikutnya.(3) menunjukkan bagaimana
bagian-bagian materi itu berkaitan satu sama lain sebelum melanjutkan. (4)
memberikan pertolongan segera (5) memberikan pengetahuan dan aplikasi sebelum
menuju abtraksi yang konkret didahulukan.(6) menciptakan transisi yang memiliki
struktur yang kuat,mengalir,lancer dan rencana yang baik. (7) menggunakan bahan
yang didireferensikan secara individu. (8) memfaatkan pengalaman anak.
Sebaliknya praktek yang efektif didalam kontek status social-ekonomi menengah
diantaranya. (1) mengaharuskan penalaran yang luas. (2) melontarkan pertanyaan
–pertanyaan yang membutuhkan asosiasi dan generalisasi. (3) memberi bahan-bahan
yang sulit.(4) penggunaan proyek-proyek yang membuthkan judgment,
penemuan,pengatasan maslah dan penggunaan informasi original secara
mendetail.(5) mendorong belajar untuk bertanggung jawab atas pembelajarannya
sendiri (ngainun naim:2010) perbedaan dari sini bukan berarti merombak makna
keadilan dalm mencapai efektifitas di kelas akan tetapi hanyan metode belajar
mengajar agar menyentuh secara fundamental terhadap siswa.
B. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat di angkat adalah:
a)
Bagaimana dekripsi pengelolaan
kelas terhadap efektivitas belajar mengajar?
b)
Adakah pengaruh dan Seberapa
besar pengaruh pengelolaan kelas terhadap efektivitas belajar menganjar?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas
maka tujuan yang ingin didapat adalah:
a)
Mengetahui secara mendetail langakah-langkah
dalam pengelolaan kelas agar mencapai efektivitas KBM
b)
Dapat mengetahi tanda-tanda
yang lebih menonjol dan keberhasilan pengaruh dari pengelolaan kelas terhadap
efektivitas KBM
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)
Secara praktis diharapkan dapat
membantu dalam proses pembelajaran di sekolah pada tingkat tsanawiyah atau sederajat,
guna mencapai efektivitas dalam mengelola kelas.
2)
Secara teoritis dapat digunakan
sebagai refleksi oleh guru dan seluruh oknom pendidikan lainnya, bahwa
pengelolaan kelas merupakan bagian yang sangat vital didalam pembelajaran.
Dengan kata lain satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara pengelolaan
dengan efektivitas belajar mengajar, sehingga merupakan kesalahan terbesar bagi
guru ketika hanya memberikan materi pelajaran tanpa memperhatikan bagaimana
mencapai efektivitas dan pengelolaan kelas yang baik.
E. Alasan Pemilihan
Judul
Adapun alasan pemilihan judul dalam penulisan proposal ini karena terdorong
oleh beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
1)
Alasan Objektif
a.
Proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik manakalan didalamnya tercipta suasana yang kondusip,
termasuk juga adanya ruang gerak bagi siswa dalam mengembagnkan potensinya,
sehingga antara guru dan murid tidak terjadi diskomunikatif. Hal itu tidak
terlepas dari peran guru dalam mengelola kelas, oleh karena itu penulis
tertarik mengangkat judul ini guna terciptanya suatu proses pembelajaran yang
baik khususnya di lembaga Tsanawiyah Taufiqurrahaman.
b.
Sepanjang pengetahuan penulis
masalah ini belum pernah diteliti khususnya di lembaga MTs Taufiqurrahman
Longos gapura sumenep.
2)
Alasan Subjektif
a. Judul tersebut menarik penulis untuk ditelitinya
dan sesuai dengan
predikat penulis
sebagai calon pendidik.
c.
Ikut memberikan masukan dan
koleksi literatur pada kepustakaan sekolah
atau almamater.
d.
Penulis melihat bahwa lokasi
yang akan diteliti mudah dijangkau dan dapat menghemat waktu serta tenaga.
F. Postulat
atau Asumsi
Postulat atau asumsi adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenaranya diterima oleh penyidik.[1]
Atau asumsi yg menjadi pangkal dalil yg dianggap benar tanpa perlu
membuktikannya; anggapan dasar; aksioma. Dan anggapan dasar yang kebenaranya
diteriamah penulis dalam penelitian ini:
1)
Pengaruh pengelolaan kelas
dapat menunjang terdahap pencapaian
efektivitas belajar
mengajar, jadi merupakan keharusan bagi guru sebelum merealisasikan
pembelajaran untuk memahami keadaan kelas dan mampu menciptakan suasana kelas
yang kondusip sehingga siswa merasa nyaman belajar dan juga guru tidak
kewalahan dalam mendidik siswa-siswanya .
2)
Pengelolaan kelas merupakan
bagian yang sangat urgen dalam pembelajaran. Bisa dipastikan kelalayan
mengelola kelas akan berdampak pada proses keberhasilan untuk mencapai hasil
belajar mengajar itu sendiri.
3)
Efektivitas belajar mengajar
dapat tercapai manakala didalamnya terjadi pengelolaan kelas yang baik. Karena
pada dasarnya antara pengelolaan kelas dengan efektifitas belajar mengajar
merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
G. Hipotesis
Penelitian
Trealese (1960)
memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara dari suatu
fakta yang dapat diamati.
Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah
sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara
yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang
diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan
yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel[2].
Dari arti katanya,
hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya “DI BAWAH” dan
“THESA” yang artinya “KEBENARAN” jadi
hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.berangakt dari
pengertian diatas hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau salah,ditolak
jika salah atau palsu[3]
Atas dasar pentingnya hipotesis
dalam penelitian ,maka perlu dirumuskan hipotesis penelitian ini yaitu:
- Hipotesis kerja (Hi) ada pengaruh pengelolaan kelas terhapad efektivitas belajar mengajar di MTs Taufiqurrahman Longos Gapura Sumenep tahun pelajaran 2011-2012
- Hipotesis nihil (Ho) tidak ada pengaruh pengelolaan kelas terhadap efektivitas belajar mengajar di MTs Taufiqurrahman Longos Gapura Sumenep tahun pelajaran 2011-2012
H. Ruang
Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah objektif serta lebih mempertajam
daya analisis, maka penulis perlu memperjelas ruang lingkup pembahasan dengan
batasan-batasan sebagai berikut:
1.
seluruh guru MTs Taufiqurrahman
desa longos
2.
seluruh siswa-siswi MTs
Taufiqurrahman desa longos
3.
waktu penelitian ini dimulai
pada bulan Mei s/d Juni 2011.
I. Batasan
Istilah
Adapun batasan istilah dalam judul
penelitian ini agar penelitian lebih terarah adalah sebagai berikut:
- Pengelolaan adalah dalam bahasa inggris diistilahkan sebagai class room management itu berati istilah pengelolaan itu identik dengan manajement.pengelolaan pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan,pengorganisasian,pengarahan,dan penilaian.
- Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.
c.
Belajar
adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari
pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.[4]Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini
dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon.
d. Mengajar menurut Nasution
(1982:8) mengemukakan kegiatan mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas
kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. mengajar
adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan
kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar.[5]
J. Tinjauan
Pustaka
A.
Pengetian pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai
Classroom
Management, itu
berarti istilah pengelolaan identik dengan manajemen.
Pengertian
pengelolaan atau manajemen pada umumnya yaitu kegiatankegiatan
meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian,
pengawasan, dan penilaian. Wilford A. Weber (James M. Cooper, 1995 : 230)
mengemukakan bahwa Classroom management is a complex set of behaviors the
teacher uses to establish and maintain classroom conditions that will enable
students to achieve their instructional objectives efficiently – that will
enable them to learn.
Definisi di atas adalah
menunjukkan bahwa pengelolaan kelas merupakan
seperangkat
perilaku yang kompleks dimana guru menggunakan untuk menata
dan memelihara kondisi
kelas yang akan memampukan para siswa mencapai sasaran.
Pengeloaan kelas adalah usaha guru
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang memungkinkan pengelolaan
pembelajaran dapat berlangsung dengan berhasil[6]
Masalah pengelolaan kelas dapat bersumber
pada pelajaran dan dapat bersumber pada tempat belajar mengajar. Masalah yang
bersumber pada pelajar dapat diklasifikasikan menjadi masalah individual dan
masalah kelompok. Masalah individual adalah masalah yang penyebabnya bersumber
pada satu orang, sedang masalah kelompok adalah masalah yang penyebabnya
bersumber pada lebih dari satu orang.
Agar dapat mengelola kelas dengan
berhasil lebih kurang terdapat empat kemampuan yang harus dimiliki oleh guru,
yaitu kemampauan membedakan masalah pengelolaan kelas dan masalah pengajaran,membedakan
antara masalah induvidual dan masalah kelompok dalam pengelolaan
kelas,menggunakan tekni-teknik pengelolaan kelas,serta menata tempat belajar
mengajar secara serasi.[7]
Lebih lanjut Wilford mengemukakan mengenai pandangan-pandangan yang
bersifat filosofis
dan operasional dalam pengelolaan kelas : 1) pendekatan
otoriter : siswa
perlu diawasi dan diatur; 2) pendekatan intimidasi : mengawasi
siswa dan
menertibkan siswa dengan cara intimidasi; 3) pendekatan permisif
: memberikan
kebebasan kepada siswa, apa yang ingin dilakukan siswa, guru
hanya memantau apa
yang dilakukan siswa; 4) pendekatan resep masakan :
mengikuti dengan
tertib dan tepat hal-hal yang sudah ditentukan, apa yang
boleh dan apa yang
tidak; 5) pendekatan pengajaran : guru menyusun rencana
pengajaran dengan
tepat untuk menghindari permasalahan perilaku siswa yang
tidak diharapkan;
6) pendekatan modifikasi perilaku : mengupayakan perubahan
perilaku yang
positif pada siswa; 7) pendekatan iklim sosio-emosional : menjalin
hubungan yang
positif antara guru-siswa ; 8) pendekatan sistem proses
kelompok/dinamika
kelompok : meningkatkan dan memelihara kelompok kelas
yang efektif dan
produktif.
Dari kedelapan pendekatan tersebut yang akan
mengoptimalisasikan
pengelolaan kelas adalah pendekatan modifikasi perilaku,
iklim
sosio-emosional, dan sistem proses kelompok/dinamika kelompok.
Berdasarkan pada
kajian teori, peneliti mendefinisikan efektivitas pengelolaan
kelas adalah
tingkat tercapainya tujuan dari pengelolaan kelas. Pengelolaan
kelas
didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan guru dalam
upaya menciptakan
kondisi kelas agar proses belajar mengajar dapat berjalan
sesuai dengan
tujuannya. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan guru dalam
menciptakan
kondisi kelas adalah melakukan komunikasi dan hubungan interpersonal
antara guru-siswa secara timbal balik dan efektif, selain melakukan
perencanaan/persiapan
mengajar.
B.
Efektivitas Belajar Mengajar
Efektifitas
Kegiatan Belajar-Mengajar merupakan hal penting dalam keberhasilan proses
belajar-mengajar.
Kegiatan Belajar Mengajar yang efektif adalah syarat utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan dalam pembelajaran. Efektif bermakna tidak berlebihan dan juga tidak berkekurangan. Seluruh potensi yang dapat dioptimalkan hendaknya dipergunakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas. Efektif juga dapat berarti tepat sasaran, dimana guru sebagai penyampai materi belajar, dan siswa berada pada tempat sesuai posisinya yaitu orang yang akan menerima materi pembelajaran.
Kegiatan Belajar Mengajar yang efektif adalah syarat utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan dalam pembelajaran. Efektif bermakna tidak berlebihan dan juga tidak berkekurangan. Seluruh potensi yang dapat dioptimalkan hendaknya dipergunakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas. Efektif juga dapat berarti tepat sasaran, dimana guru sebagai penyampai materi belajar, dan siswa berada pada tempat sesuai posisinya yaitu orang yang akan menerima materi pembelajaran.
Belajar memang suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah
guru tentang pengetahuan. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah
terbukti meningkatkan hasil belajar. Jika proses belajarnya tidak efektif,
yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses belajar
berlangsung. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak
efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti permainan biasa (Dinas
P dan K Jawa tengah, 2003: 2).
K. Metode Penelitian
a)
Rancangan penelitian
Apabila penulis melihat dari jenis permasalahan yang diteliti,jenis
penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif, dan termasuk sebab akibat.
Arikunto membagi jenis penelitian ini menjadi dua,yaitu kolerasi sejajr dan
kolerasi sebab akibat.[8]
Sehingga judul penelitian ini adalah
pengaruh pengelolaan kelas terhadap efektifitas belajar mengajar di MTs
Taufiqurrahman Longos Gapura Sumenep Tahun Pelajaran 2011-2012.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel dam variabel
tersebut yaitu variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi.
Variabel yang mempengaruhi disebut juga variabel independent (X) yaitu pengaruh
pengelolaan kelas, akibat atau juga disebut variabel dependent (Y) yaitu
efektivitas belajar mengajar.
b)
Teknik Penentuan Subyek
Penelitian.
Adapun teknik yang digunakan dalam penentuan subjek penelitian yaitu
sebagai berikut:
- Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono). Populasi
mencakup segala hal, termasuk benda-benda alam, dan bukan sekedar jumlah yang
ada pada objek.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Apabila ingin
meneliti semua elemen yang pada wilayah penelitian , maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi.studinya juga disebut studi populasi sensus.[9]
Menurut
Sugiyono (2002:57), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan krakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Lebih lanjut
Singarimbun dan Effendi (1989:152) menyatakan bahwa: “Populasi adalah jumlah
keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga”.
Populasi adalah sekelompok orang,
kejadian, atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu.
Terdapat tiga tipe populasi yang dapat dipertimbangan dalam memilih penggunaan pengambilan contoh sistematik, yaitu :
a. Populasi yang bersifat acak
b. Populasi yang besifat tersusun
c. Populasi yang bersifat periodic
Suatu populasi dikatakan bersifat acak, jika semua unsure populasi tersusun secara acak dalam populasinya. Dengan demikian penggunaan contoh sistematik tidak banyak berbeda dengan contoh acak sederhana.
Suatu populasi dikatakan tersusun, jika semua unsure dalam populasi dapat disusun berdasarkan suatu kecendurungan lain-lainnya. Contoh sistematik dari populasi semacam ini lebih lengkap dan lebih banyak memberikan keterangan per satuan usaha disbanding contoh acak sederhana
Apabila unsur-unsur dalam populasi tersebut bervariasi secara siklus, maka populasi tersebut dikatakan bersifat periodic. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi MTs Taufiqurrahman desa longos gapura Sumenep yang berjumlah 140 orang
Terdapat tiga tipe populasi yang dapat dipertimbangan dalam memilih penggunaan pengambilan contoh sistematik, yaitu :
a. Populasi yang bersifat acak
b. Populasi yang besifat tersusun
c. Populasi yang bersifat periodic
Suatu populasi dikatakan bersifat acak, jika semua unsure populasi tersusun secara acak dalam populasinya. Dengan demikian penggunaan contoh sistematik tidak banyak berbeda dengan contoh acak sederhana.
Suatu populasi dikatakan tersusun, jika semua unsure dalam populasi dapat disusun berdasarkan suatu kecendurungan lain-lainnya. Contoh sistematik dari populasi semacam ini lebih lengkap dan lebih banyak memberikan keterangan per satuan usaha disbanding contoh acak sederhana
Apabila unsur-unsur dalam populasi tersebut bervariasi secara siklus, maka populasi tersebut dikatakan bersifat periodic. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi MTs Taufiqurrahman desa longos gapura Sumenep yang berjumlah 140 orang
- Sampel
Sedangkan sampel adalah sebagaian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.[10]mengenai
jumlah sampel yang sesuai sering disebut aturan sepersepuluh, jadi 10% dari
jumlah populasinya dianggab cukup memadai.[11]menurut
arikunto “untuk sekedar ancer-ancer apabila sampel yang akan diteliti kurang
dari 100 orang,lebih baik diambil semua akan tetapi jika populasinya lebih dari
100 oarang maka dapat diambil 10-15%,20-25% atau lebih.
Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan simple random
sampling atau juga bisa disebut dengan simple(sederhana) karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populsi itu. Dengan pengambilan subjeknya 25% yaitu 28 orang
dari jumlah populasi 140.
- Data Penelitian
Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang terdiri dari
hasil observasi,hasil wawancara,dari pengaruh pengelolaan kelas terhadap
efektifitas belajar mengajar di MTs Taufiqurrahman Longos Gapura Sumenep.
- Sumber Data
Sumebr dalam penelitian ini ada dua macam yaitu:
- Data pokok atau yang disebut dengan data primer meliputi: siswa kelas VII MTs Taufiqurrahman Desa Longos Gapura Sumenep.
- Data sekunder atau data penunjang yaitu meliputi: kepala sekolah,guru,komite sekolah.
L. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan metode observasi,wawancara,angket,dan
dokumentasi.untuk selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut:
- Observasi
observasi menurut Sutrisno Hadi adalah pengamatan dan pencatatan
dengan sistematika terhadap fenomene-fenomena yang diselidiki baik langsung
maupun tidak.[12]
Observasi disebut juga sebagai salah satu instrument penelitian yang berguna
untuk mengumpulkan data dengan kekuatan pengamatan. Pararel juga dengan arti
observasi dalam kamus besar bahasa Indonesia,observasi adalah bentuk
kegiatan,peninjauan secara cermat.[13]
Sedangakan jenis observasi itu ada dua macam: yang pertama observasi
langsung,yaitu cara pengambilan data dengan pengamatan yang dilakukan dengan
perantara terhadap objek yang diteliti.sedangakan yang kedua observasi
partisipasi,yaitu peneliti merupakan kelompok dari apa yang diteliti.
a.
Keuntungan-keuntungan dalam
menggunakan teknik pengumpulan data secara observasi:
1)
Memungkinkan suatu pencatatan
dapat serempak dari berbagai gejala. Karena dibantu oleh observer lain atau
alat lain
2)
Sebagai alat langasung meneliti
gejala
3)
Tifak bergantung kepada self
report[14]
4)
Bagi observer yang sibuk dengan
kegiatan-kegiatan lain akan lebih senang diteliti dengan cara observasi dari
pada diberi angket atau wawancara.
b.
Kelemahan-kelemahan menggunakan
teknik pengumpulan data secara observasi:
1)
Membutuhkan waktu yang cukup
lama
2)
Dapat terganggu apabila terjadi
sesuatu yang tak terduga
3)
Banyak kejadian langsung yang
tidak dapat diobservasi
4)
Observer yang menyadari bahwa
dirinya sebagai objek penelitian bisanya cendrung memberi kesan yang
menyenangkan.
Untuk mengatasi dari berbagai kelemhan observasi yaitu peneliti
harus mengetahui seperti apa latar belakang masalah yang hendak diteliti dengan
apa yang diamati. Observasi harus konseptual agar informasih yang diperoleh logis
dan bermakna.
- Interview atau wawancara
wawancara atau interview dapat digunakan untuk memastiakan dan
mengecek informasi yang diperoleh dengan cara hubungan tatapmuka, sedangakan
bentuk dari wawancara ini adalah Tanya jawab terhadap orang yang dapat memberikan
informasih atau keterangan pada peneliti untuk melengkapi dari hasil data yang
lainnya.
Oleh karena itu wawancara dapat
disimpulkan adalah pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab melalui hubungan
tatap muka antara peneliti denga yang diteliti.[15]
Adapun jenis wawancara ada dua macam wawancara tak terpimpin yaitu Tanya jawab
yang tidak terarah.dan wawancara terpimpin yaitu Tanya jawab untuk mengumpulkan
data yang relevan.
- Keuntungan-keuntungan dalam menggunakan teknik pengupulan data dengan wawancara yang tak terpimpin:
1)
Cocok untuk penelitian
pendahuluan
2)
Dapat memelihara suasana yang
nyaman
3)
Tidak terdapat pada tingkat
pendidikan
4)
Tidak memerlukan keterampilan
bertanya
- Kelemahan-kelemahan dalam menggunakan wawancara tak terpimpin:
1)
Tidak efesien waktu, tenaga
atau biaya
2) Sangat tergantung pada kesediaan yang diteliti
3) Proses wawancara sangat mudah dipengaruhi oleh
keadaan
4) Data yang diterimah kurang akurat dan belum
dapat dipastikan kebenarannya
- Keuntungan-keuntungan dalam menggunakan teknik wawancar terpimpin:
1) Pertanyaan sistematis sehingga mudah diolah
kembali
2) Kesimpulan yang diperoleh lebih reliable
3) Menghemat waktu karena dalam waktu yang sama
dapat juga mengetahui fakta atau pendapat yang dialami oleh seseorang.
4) Responden kebanyalan lebih suka pertanyaan lewat
lisan dari pada tulisan
- Kelemahan-kelemahan dalam menggunakan wawancara terpimpin:
1) Suasana menjadi kaku dan formal,sehingga
responden kadang merasa
malu
dalam menjawab pertanyaan atau merasa kurang enak yang
endingnya memberikan suatu jawaban yang kuarang memuaskan.
2) terkesan seperti angket yang diucapkan.
- Angket
Angket menurut Arikunto dan Margono adalah suatu
alat pengumpulan informasih dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan
tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.[16]
Adapun yang dipakai oleh peneliti adalah angket tertutup yang pertanytaannya
serta alternative pemilihanya sudah tersediah sehingga responden hanya memilih
terhadap apa yang benar pada dirinya atau kenyataan.
Sedangkan jawaban angket dalam penelitian ini
menggunakan tiga jawaban alternative:
a. Alternatif “a”= baik,dengan nilai 3
b. Alternatif “b” = cukup,dengan nilai 2
c. Alternatif “c” = kurang,dengan nilai 1
Keuntungan-keuntungan dari teknik pengumpulan
data dengan cara angket tertutup:
1) Mudah diolah
2) Respomden tidak perlu menuliskan buah pikirannya
3) Pengisian menggunakan waktu yang singkat.
Sedangkan keuntungan-keuntungan dari
teknik pengumpulan data dengan cara angket terbuka :
1) Berguna jika peneliti ingin mengetahui keadaan
responden
secara mendalam
2) Responden dapat menggunakan buah pikirannya
Angeket juga mempunyai kelemahan-kelemahan
sebaimana yang lainya yaitu:
1) Responden tidak mempunyai kesempatan menjawab
lebih bebas
2) Kemungkinan responden asal jawab atau isi saja
3) Nilainya sering tidak sama
- Dokumentasi
Menurut suharsimi dokumentasi berasal dari kata
dokumen yang artinya cabang barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode
dokumentasi peneliti meneliti benda-banda yang tertulis sepeti
buku,majalah,dokumen (catatan penting) bahwa dokumen ini terutama digunakan
untuk mengumpulkan data yang bersifat teoritis.[17]
Dari pengertian di atas dapat dikatakan juga bahwa metode dokumentasi adalah
suatu metode yang dilakukan denganjalan mencatat data-data atau catatan resmi
di lembaga-lembaga yang mempunyai dokumen bahwa dokumen ini terutama digunakan
untuk mengumpulkan data yang bersifat teoritis.
Adapun beberapa kelebihan dari metode ini
adalah:
1) Mudah untuk mendaptkan data karena sudah
tertulis
2) Penulis tidak terganggu oleh waktu
Adapun kelemahan-keleahannya adalah:
1) Jika dokumen tidak lengkap akan mengalami
kesulitan dalam menguji kualitas
2) Peneliti tidak mengetahui secara langsung
M. Analisis Data
Analisis data adalah merupakan suatu
metode yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisa data yang diperoleh dari
hasil penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan analisis data statistik.
Statistik disisni adalah cara mengolhan data-data dari hasil penelitian
menggunakan teknik matematika dalam
pengumpulan,penyusunan,menggolongkan,menganalisa serta menarik kesimpulan dari
data yang diperoleh.
Sedangkan alasan menggunakan metode
statistik analisis data adalah statistik membantu menarik kesimpulan-kesimpulan
melalui cara-cara yang dapt dipertanggung jawabkan, serta mampu membuat
ramalan-ramalan. Statistik juga dapat membantu memilih prosedur yang ringkas
dan eksakta dalam berfikir serta membatu meringkas hasil penelitian sehingga
mudah diketahui oleh pihak yang mengetahuinya.
Adapun teknik yang dipergunakan
utnuk menganalisa data yang berupa angka-angka ini adalah teknik pengaruh product
moment ,sebagai berikut:
1) Membuat tabel prekwensi jawaban melalui angket
vareabel X dan variabel Y
2) Membuat table variabel X dan tabel variabel Y
3) Menentukan X dan Y dari tiap-tiap responden
4) Mencari X dan Y
Mencari
mean (rata-rata) Y dengan rumus; Mx =
∑ X
N
Dan
mencari rata Y dengan rumus ; My = ∑ Y
N
5) Mencari deviasi masing-masing repon dengan
rumus;
X = X- Mx dan Y =Y-My
6)
Menghitung X² dan Y²
7)
Mencari r Xy dengan memakai rumus;
rXy = ∑ Xy
( ∑ X ² )
( ∑ Y² )
Dimana
rXy = Koepisien
antara gejala X dan gejala Y
Xy = Jumlah
product moment dari X dan Y
X = Product dari
variabel bebas (X)
Y = Product dari
variabel terikat (Y)
N. Sistematika
Penulisan
Bab I pendahuluan:
dibab ini berisi latar belakang
masalah,rumusan masalah,tujuan,manfaat,metode dan sistematika penulisan
Bab II tujuan
pustaka: dibab ini berisi tentang pengelolaan kelas,masalah dalam pengelolaan
kelas,pendekatan dalam pengelolaan kelas,teknik-teknik preventif dalam
pengelolaan kelas,dan tekni-teknik kuratif.
Bab III pembahasan
masalah: dibab ini berisi tentang permasalahn-permasahan yang timbul dari
pengelolaan kelas terhadap efektivitas belajar mengajar di MTs Taufiqurrahman.
Baba IV penutup:
dibab ini berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Surahmad,Metode Pendekatan Reseach,
PT. Ustafarika Putra, jakarta,1972,
Moh.Nazir,ph. D. Metode
Penelitian, Ghalia Indonesia,
Jakarta: 2003,
Rukhiyat dkk,Penelitian Hipotesis
Dalam Pendidikan Agama,Gema Insani Press,2002
http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar
Adrian. (2004). Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa. [Online] Tersedia:
http://www. artikel.us_art05-65.html [18 Maret 2006]
Drs.H.M Suparta,Metodologi
Pengajaran Agama Islam,Amisco Jakarta,2008,
Suharsimi arikunto,prosedur
penelitian ,jakarta
:renika cipata karya,2002
Sutrisno hadi,metodologi reseach
yogyajkarta,adi aoffet,1994
Sugiono,Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,Bandung.2009
Nasution,Metode
Research,Jakarta:Bumi
Akasara,2003.
Syarkawi Dhafier,Pengantar
Metodologi Riset,(prenduan imam bela)
Depdiknas,kamus
besar bahasa indonesia (jakarta:balai
pustaka,1990)
Husaini usman,metodologi
penelitian social,Jakarta
bumi aksara,2003.
[1] Surahmad,Metode Pendekatan Reseach, PT. Ustafarika Putra, jakarta,1972,hal 80
[2] Moh.Nazir,ph. D. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta:
2003, hal 151
[3] Rukhiyat dkk,Penelitian Hipotesis Dalam Pendidikan Agama,Gema
Insani Press,2002 hal.41
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar
[5] Adrian.
(2004). Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa. [Online]
Tersedia: http://www. artikel.us_art05-65.html [18 Maret 2006]
[6] Drs.H.M Suparta,Metodologi Pengajaran Agama Islam,Amisco Jakarta,2008,Hal.205
[7] Ibid,hal. 205
[8] Suharsimi arikunto,prosedur penelitian ,jakarta :renika cipata karya,2002 hal.30
[9] Sutrisno hadi,metodologi reseach yogyajkarta,adi aoffet,1994
hal.220
[10] Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,Bandung.2009Hal.81
[11] Nasution,Metode Research,Jakarta:Bumi Akasara,2003.Hal 101
[12] Syarkawi Dhafier,Pengantar Metodologi Riset,(prenduan imam
bela) hal.45_
[13] depdiknas,kamus besar bahasa indonesia
(jakarta:balai
pustaka,1990) hal. 623
[14] Husaini usman,metodologi penelitian social,Jakarta bumi aksara,2003.hal.56
[15] Suahrsimi arikunto,prosedur penelitian,Jakarta: renika cipta karya,2002,hal.132
[16] suahrsimi arikunto,prosedur penelitian suatu pendekatan praktek,yogyakarta:
renika cipta,1998 hal. 140
[17] Suahrsimi arikunto,op cit hal 206