Latest Movie :
Recent Movies

REKONSTRUKSI PARADIGMA PENDIDIKAN SWASTA(URBAN) DALAM MENGAHADAPI  PERKEMBANGAN ABAD CYBERNETICA

Oleh Fawaid Zaini*
Sebagai bagian dari perkembangan zaman atau kita kenal dengan abad cybernetica (ilmu Pengetahuan dan Teknologi) maka kompleksitas problem dimasyarakat kita sudah mulai tampak baik itu diranah Budaya, Politik, Ekonomi sampai kepada Pendidikan, dan itu semua tentu memerlukan respon positif dari kita sebagai manusia yang mempunyai amanah sebagai khalifah di dunia.
Amanah tersebut merupakan beban yang diberikan oleh Allah kepada manusia untuk dipenuhi,dijaga dan pelihara dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini Al-Maraghi menafsirkan ayat   innallaha ya’murukum an tu’addu al-amanaati ila ahliha……(Q.S. Al-Nisa’: 58) adalah bahwa amanah tersebut bermacam-macam bentuknya 1) amanah hamba kepada tuhannya, 2) amanah hamba terhadap sesama manusia, 3) amanah manusia terhadap dirinya sendiri.
Dari penafsiran tersebut Muhaimin dalam bukunya Paradigma Pendidikan Islam mengemukakan tentang tugas manusia yang merupakan amanah dari Allah yaitu ada dua. Abdullah (menyembah kepada Allah) dan khalifah Allah, yang keduanya harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
Melihat pada kekompleksitasan masalah diatas tentu yang perlu kita berikan respon diranah pendidikan, diranah inilah mulai sejak dulu hingga sekarang tidak ada henti-hentinya menuai masalah yang belum menghasilkan jalan keluar yang memuaskan, bahkan dari banyaknya masalah yang terjadi diranah pendidikan inilah sampai-sampai Gass dalam bukunya mengatakan bahwa pendidikan adalah wadah yang memproduk pengangguran khusunya di Indonesia, terlepas itu dibenarkan oleh kita atau tidak tapi yang pasti itu meruapakan hal terjadi dikehidupan kita dan tak perlu ditutup-tutupi.
Disamping problem lulusan yang tak menemukan pekerjaan ada juga yang mungkin kita tak pernah ditilik lebih dalam yaitu terciptanya paradigma bahwa pendidikan swasta menduduki kelas kedua (the second class). Paradigma ini merupakan pukulan yang sakit untuk pendidikan swasta yang kita kenal dengan pendidikan yang sarat dengan pendidikan keagamaan.
Kita lihat saja contoh yang paling sederhana bahwa pendidikan swasta selalu dipandang sebelah mata atau lebih tepatnya deskriminasi pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah kita. Yaitu setiap ada perayaan yang berkaitan dengan kenegaraan atau yang lainya anak-anak dari sekolah swasta tidak diberi kesempatan ikut memberikan konstribusi seperti ketika proklamasi hari kemerdekaan yang jadi panduan suara pasti anak-anak yang dari sekolah umum. Ini merupakan contoh terkecil yang kita ketahui.
Penulis melihat deskriminasi itu merupakan hal yang wajar, logika dasarnya adalah pendidikan swasta jika kita tinjau dari segi manajemennya saja masih hancur atau dengan kata lain dimadrasah sering menggunakan model manajemen tradisional, yaitu model manajemen paternalistik atau feodalistik, walaupun tidak untuk keseluruhan  sekolah swasta. Sehingga sekolah swasta dianggap kurang memberikan konstribusi besar didalam mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang diamanatkan dalam pembukaan undang-undang dasar.
Dalam hal ini sekolah swasta masih kurang responsip terhadap perubahan. Diakuai atau tidak banyak sekolah swasta yang keberadaanya seperti yang tidak ada. Kenapa itu terjadi..? karena kurangnya peningkatan manajemen sekolah yang dalam hal ini kepala sekolah pasif dan mengganggap perubahan itu tidak perlu di respon, sehingga realisasinya kurang efektif dan mendirikan sekolah hanya sebagai ladang bisnis karena menginginkan bantuan turun untuk memperkaya dirinya sendiri tanpa memikirkan sekolah menghadapi masa depan yang sudah konflek akan problem-problem.
Oleh karena itu sebagai pengelola pendidikan swasta untuk lebih membuka diri akan perubahan-perubahan dalam pendidikan yang semakin berkembang, baik itu dari kurikulumnya, dan lain sebagainya. Yang kita ketahui bersama tidak sedikit sekolah swasta yang dalam pengelolaannya masih jauh dari harapan besar masyarakat. Sehingga masyarakat kita kurang tertarik untuk menyekolahkan anak didiknya di lembaga sekolah swasta, seperti kurangnya sumber daya pendidik.
Sering kita temui para pendidik di sekolah swasta mengampuh materi yang tidak sesuai dengan jurusanya,  contohnya Sarjana Agama memegang materi MTK, Ekonomi, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. apalagi pendidik yang hanya lulusan MTs atau MA saja yang mengajar karena dekat dengan kepala sekolah atau muridnya yang mengabdi. Maka jika seperti itu benar bahwa sekolah swasta tetap akan menjadi the second class dari sekolah umum.
Benar apa yang dikatakan oleh Alfin Toffler sebagaimana dikutip Fadjar” education must shift into the future tense”(pendidikan harus berorentasi kemasa depan), sehingga konsekuensi logisnya adalah Pendidikan swasta harus mampu mendeteksi atau menerjemahkan terhadap pergeseran-pergeseran gejala sosial sekarang dan yang akan datang dan juga memberikan materi pelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. serta peningkatakan manajemen Kurikulum, Sarana Prasarana, Keuangan, Kesiswaan dan Personalianya. kerena hal tersebut merupak komponen dasar dari pendidikan.
Disamping hal diatas juga yang tak kalah pentingnya madrasah untuk tampil sebagai lembaga pendidikan pilihan masyarakat dengan menunjukkan keunggulan kepribadian, intelektual, dan keterampilan, ketiga keunggulan tersebut saling menopang satu sama lain untuk membentuk integritas kepribadian siswa. (Mujamil Qomar: 2007)
Sehingga Kepala sekolah dalam hal ini sebagai agent perubahan dan atau sebagai supervisor harus merekonstruksi pemahaman kolot menjadi lebih ditingkatkan nilai kualitas dan kuantitas dari lembaga pendidikan swastanya, serta hasil lulusannya mampu memuaskan terhadap harapan besar masyarakat, bangsa, negara dan agama. biar nantinya pendidikan swasta tidak selalu dianggap sekolah yang menduduki the second class, akan tetapi mampu membalikkan diri ke yang nomor satu. Walaupun hal tersebut tidak segampang membalikkan tangan tapi bukan berarti tidak bisa kita lakukan. Tergantung bagaimana peran kepala sekolah dan tenaga administratif  mampu memaknai perubahan dengan meningkatkan manajemen dan administrasi sekolah.


* sekarang masih kuliah Jurusan Kependidikan Islam, konsentrasi Manajemen Pendidikan di STIA Beraji Gapura Sumenep dan menjabat sebagai staf administrasi MA Al Karimiyyah, asal Desa Longos.




                                                                                                    
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Fawaid Zaini Aisyah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger